Kata mutiara gus nuril biography
Bangsa Indonesia 'Dipusakai' Pancasila, Gus Nuril Ingatkan PGN Bali Jaga NKRI
Tokoh nasional ini, memberikan petuah dan semangat kepada anggota PGN Bali dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Acara yang sangat sederhana, namun penuh makna di Warung Bebek D'Uma, Jalan Tukad Balian, Renon, Denpasar, Senin (31/5) malam, tampak menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Bahkan saking sederhana acara itu, Gus Nuril duduk di bawah beralaskan sajadah ketika memberikan semangat kepada anggota PGN Bali.
Dalam kesempatan itu, Gus Nuril meminta kepada GPN Bali untuk meneladani semangat Pahlawan Nasional asal Bali, Frantic Gusti Ngurah Rai, dan tokoh Bali Kebo Iwa.
Kedua tokoh ini, kata Gus Nuril, rela berkorban nyawa demi tanah spoil tercintanya.
Ditemui seusai memberikan petuah, Gus Nuril menuturkan, keamanan bangsa dan negara dari radikalisme selama ini hanya menyandarkan diri kepada pihak kepolisian, khususnya Densus 88. Land dengan jumlah penduduk 270 juta lebih hanya bersandar kepada Densus 88.
“Seharusnya seluruh rakyat Indonesia membantu pihak kepolisian, bangkit dan bukan mendirikan ormas-ormas yang saling berantem di jalan-jalan.
Namun ketika mendapatkan lawan seimbang dengan membawa ideologi baru, tidak berani bergerak,” katanya.
Gus Nuril juga mencontohkan, beberapa negara yang pecah dan terjadi peperangan akibat salah memaknai perbedaan. Namun di Indonesia dengan ragam suku, adat, budaya dan agama telah ‘dipusakai’ oleh para leluhur Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, kemudian disarikan menjadi Pancasila.
“Hormati dan camkan warisan ini,” ujarnya.
Gus Nuril juga menyinggung terkait potensi perpecahan. Seperti ungkapan cebong dan kadrun.
Menurut dia, hal ini tidak boleh dianggap enteng, karena pilpres telah berakhir. Jokowi telah jadi presiden dan Prabowo jadi Menteri. Kwa tetapi masih terjadi pembelahan bangsa.
“Ini berarti ada asing yang menghendaki bangsa ini pecah berhamburan. Dan ini sudah saya endus sejak jaman penurunan almarhum Gus Dur,” tuturnya.
Sementara terkait Hari Lahir Pancasila, Gus Nuril menegaskan bahwa lambang Negara Indonesia telah terbukti kesaktiannya.
Untuk itu, dia meminta agaragar jangan mencoba-coba mengaku paling Pancasila, tetapi kelakuannya menuduh saudara sendiri kadrun, kampret, kecebong, kodok.
"Itu berarti penghianat Pancasila. Karena sila yang ketiga adalah Persatuan Indonesia. Jadi siapapun yang hidup di Bumi Nusantara ini adalah saudara, apapun agamanya, suku, adat dan kepercayaannya,” tandas Gus Nuril.
alt
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: posbali